Rumah Karya

  • Beranda
  • Puisi
  • Prosa
    • Tentang Uswah
    • Tentang Aku dan Jean
    • Tentang Perempuan
    • Prosa Teologis
    • Prosa Erotis
    • Untuk Cinta
    • Refleksi
  • Renungan
  • Esai
  • Resensi Film
  • Fotografi
  • Desain Grafis
  • Penulis
    • Galeri

Tidak Berani Berharap

4/26/2014

0 Comments

 
Berdetak jantungku melihat ada jembatan penghubung setelah lama kita terdiam dalam renungan masing2. Setelah terpaku dalam kehidupan masing2 yang kontras tidak serupa. Cinta ini masih nampak setelah lebih dari 1 windu berlalu. 1 windu dimana aku tergelapar dalam tangis dan rintih untuk sebuah rasa cinta dan perlakuan keji.

Aku kembali mengundangmu hadir dalam teater angan-anganku, memintamu memerankan tokoh protagonis mendampingiku sebagai tokoh utama, sebuah film cinta dan drama, tentang sebuah hubungan cinta kasih rumah tangga yang harmonis dan perfeksionis.  

Aura dan keanggunanmu masih begitu memikat hatiku, walaupun dalam teater itu kau kembali  dengan keadan tidak utuh lagi, tidak seperti dulu yang sempurna dan anggun. Tapi cintaku tak berubah sejengkal semut sekalipun, masih utuh dan hangat seperti sedia kala.

Harapanku dan impianku adalah meneduhkanmu dan menjadi miracle bagi kehidupanmu, orang tuamu, sanak saudaramu dan masyarakat disekitarmu, mengembalikan kehormatan dan keseganan yang mungkin telah hilang atau pernah melebur. Sembari mempersembahkan kekuatan cinta tak terkira kepadamu wahai dinda dan mengantarkanmu kepada senyum dan kebahagiaan batin dalam fase-fase kehidupanmu selanjutnya.

Memberikan tawa dan keriangan dalam rumahmu, memuaskan dan mencukupi kebutuhan kasih sayangmu, cinta dan geloramu, finansial dan kebutuhanmu, dan segala aksesoris dan marchendise kehidupan lahir batinmu. Membelai dan mendekap wajahmu, menyandarkan pada dinding sanubariku, dan menuturkan kata-kata lembut penenang keresahanmu.

Menciummu sebagai bukti kasihku dan memimpinmu sebagai bukti tanggung jawabku, menyodorkan ketulusan dan bakti pada orang tuamu, dan limpahan kasih sayang untuk putri terkasihmu. Itulah aku saat ini dengan harapan dan ketulusanku serta niatku

Sebuah utopia dramatis, lebih dramatis dari paragraf-paragraf diatas sekalipun. Sebuah cerita cinta dan drama yang mungin hanya ada dalam teater anganku, tak akan pernah terealisasi dalam realitas nyata. Sebenarnya aku tidak berani berharap, hanya ingin meminjam bayanganmu saja untuk kucintai dan kucumbu dalam anganku..     
Ahfa Rahman
06-06-2012
0 Comments



Leave a Reply.

    Author

    Ahfa Rahman Syah

    Archives

    April 2014

    Tentang Uswah

    All
    > Aku Bermimpi Indah..
    > Aku Masih Merasa..
    > Aku Pernah Yakin..
    > Antara Agama...
    > Antara Cinta...
    > Cerita Yang Terus..
    > Cinta Yang Tak Pernah..
    > Cita-Cita Ini....
    > Dia Adalah Bangsawan
    > Fatamorgana 1
    > Fatamorgana 2
    > Imperialisasi Cinta
    > Kami Terpisah..
    > Kaum Hawa
    > Kebiasaan Yang Maha..
    > Kesunyian Dalam Takbir
    > Ketika Mereka..
    > Ketika Waktu..
    > Kuingin Menyalurkan..
    > Last Letter To Uswah
    > Mencari Dan Mencerna..
    > Mencintainya Seperti..
    > Pertanyaan Besar..
    > Revalina...
    > Tak Berdaya
    > Tentang Perasaan
    > Tentang Picik..
    > Tidak Berani Berharap
    > Untuk Dia...

Powered by Create your own unique website with customizable templates.