Dia datang ketika gundah dan kosong menyelimuti pikiran. Dia datang sekedar menemani bicara, atau menemaniku menikmati malam diatas perpaduan yang paling agung dalam dunia cinta. Anganku amat menikmatnya, walaupun hal itu adalah kerugian dan kekonyolan semata.
Dia selalu datang kepada benakku yang ngilu akan kemungkaran, dia memaksaku bertanya apakah aku mampu melindungi jika itu terjadi padanya...
Dan sekali lagi dia selalu datang kepada benakku dalam segala arah pikirannya, setiap langkah, dan setiap helai nafasku.
Terima kasih tuhan.. , karena engkau sempat memperkenalkanku kepada sosok yang teramat indah. Dan sungguh aku bersyukur karena engkau memberiku kesempatan untuk beri’tikad baik dan berusaha untuk membahagiakannya, walaupun sebenarnya kami jauh... ,sangat jauh..., dan teramat jauh...
Terkadang aku bertanya, apakah ini cinta tiada tara, ataukah manifestasi dari keterasingan? Hanya zat yang paling indah yang tahu...
Ahfa Rahman
27 Agustus 2009