Rumah Karya

  • Beranda
  • Puisi
  • Prosa
    • Tentang Uswah
    • Tentang Aku dan Jean
    • Tentang Perempuan
    • Prosa Teologis
    • Prosa Erotis
    • Untuk Cinta
    • Refleksi
  • Renungan
  • Esai
  • Resensi Film
  • Fotografi
  • Desain Grafis
  • Penulis
    • Galeri

Ketika Waktu Tak Kunjung Kembali

4/26/2014

0 Comments

 
Hentakannya sangat keras…, seperti ada takdir yang tak kujalani. Caraku berpikir dan menyimpulkan sebelumnya yang aku anggap tepat terasa salah dan penuh sakit penyesalan. Seperti anomaly… tapi fakta fakta intuitif ketika itu menyatakanku salah, padahal aku cukup yakin dengan keputusanku sebelumnya, masih relevankah aku berpedoman kepada hitung-hitungan intuisi tentang sesuatu hal, Tuhan telah membuatku lunglai dan bingung dalam beberapa waktu panjang ke depan, aku hanya berpikir dan meneliti, apakah aku melewatkan takdir tuhan?.

Aku mencintainya karena Allah.., Aku mempertimbangkannya karena Allah, Aku memilihnya demi ketenangan batinku untuk Allah, dan imajinasiku tentangnya selalu berhubungan dengan Allah, tetapi kenapa cara itu menjelmakan duka yang terlalu dalam, cukuplah dengan ending dan kesimpulan sederhana, dan tidak merupakan kajian yang terus berlalu dengan kesimpulan ambigu, dan akupun belum yakin jawabannya hingga hari ini.

Malam itu adalah rasa kalut dan sakit paling menyayat dalam sejarah hidupku, yang ada pada benakku ini bukanlah sebuah fakta, dan jikalau ini fakta maka tuhan akan memberikan fasilitas ajaib, fasiltas yang tak didapat nabi sekalipun, ketika itu yang kupikirkan hanyalah kembali kepada masa lalu dimana aku bisa mengambil keputusan yang berbeda. Karena begitu aku terlalu mencintainya melebihi sekedar cinta, tapi sudah merupakan kebutuhan primer ruhku yang harus dipertemukan untuk meniti kehidupan berikutnya.

Namun malam terus berjalan tanpaku bisa memejamkan mata, perasaanku terlunta-lunta sakit tak terkira, terasa ruhku sudah diubun-ubun, demam menjalar diseluruh tubuhku, urat sarafku melemas, nalarku kosong dan bingung, kesadaranku hanyalah merintih dan berharap mukjizat.

Besok hari ternyata waktu terus berjalan mengikuti keteraturannya, gejolak keinginan dan harapan untuk kembali kepada masa lalu hanyalah utopia dan semu, walaupun aku sempat yakin bisa kembali ke masa lalu karena fakta hari kemaren yang tidak berdasar dan tidak diterima logika.   

0 Comments

    Author

    Ahfa Rahman Syah

    Archives

    April 2014

    Tentang Uswah

    All
    > Aku Bermimpi Indah..
    > Aku Masih Merasa..
    > Aku Pernah Yakin..
    > Antara Agama...
    > Antara Cinta...
    > Cerita Yang Terus..
    > Cinta Yang Tak Pernah..
    > Cita-Cita Ini....
    > Dia Adalah Bangsawan
    > Fatamorgana 1
    > Fatamorgana 2
    > Imperialisasi Cinta
    > Kami Terpisah..
    > Kaum Hawa
    > Kebiasaan Yang Maha..
    > Kesunyian Dalam Takbir
    > Ketika Mereka..
    > Ketika Waktu..
    > Kuingin Menyalurkan..
    > Last Letter To Uswah
    > Mencari Dan Mencerna..
    > Mencintainya Seperti..
    > Pertanyaan Besar..
    > Revalina...
    > Tak Berdaya
    > Tentang Perasaan
    > Tentang Picik..
    > Tidak Berani Berharap
    > Untuk Dia...

Powered by Create your own unique website with customizable templates.