Atau apa yang sedang dia alami sekarang...?
Pertanyaan itu sering muncul, walaupun sebenarnya mudah bagiku mencari jawaban
Tapi entahlah... diriku enggan mengetahui kenyataan
Sungguh bahagia jika dia sudah sampai pada puncak peraduan
Padahal diriku sampai saat ini selalu menangis dan merajut prosa ratapan
Sosoknya begitu mulia dan indah dimata hatiku, nama dan sosok itu serasa pernah muncul pada masa kecilku
Aku yakin itu dia, diantara para selir rupawan yang pernah kutemui
Kadang aku berkhayal, kami memadu cinta dalam satu atap sakinah, puncak peraduan kami dalam merajut cinta
Kami membelai buahan hati, kami bahagia, kami menjalani tanggung jawab hidup dengan bekal iman dan kasih sayang
Tapi cerita itu sepertinya hanya fiksi, hanya dalam dunia ide, bukan realitas....
Saat ini mataku gerimis, haru dan teramat rindu...., aku merindukannya tuhan...., sungguh amat merindukannya....
Maafkan aku tuhan jika hari-hariku terpenuhi perbuatan sia-sia. Aku mencari sesuatu yang tidak ada dan tidak pernah engkau ciptakan. Tapi engkau harus tahu..., ide ini sebuah mimpi dan upaya menjadi seorang muslim sejati.
Seni cinta yang engkau ciptakan begitu indah..., begitu membahagiakan hati..., begitu membuat dunia ini berwarna dan bersemangat. Aku bertawakal jika takdirmu menghendaki kami menjalani hidup masing-masing.
Ahfa Rahman
27 Agustus 2009