Rumah Karya

  • Beranda
  • Puisi
  • Prosa
    • Tentang Uswah
    • Tentang Aku dan Jean
    • Tentang Perempuan
    • Prosa Teologis
    • Prosa Erotis
    • Untuk Cinta
    • Refleksi
  • Renungan
  • Esai
  • Resensi Film
  • Fotografi
  • Desain Grafis
  • Penulis
    • Galeri

Tentang Perasaan

4/27/2014

0 Comments

 
Sudah terlalau lama aku hidup bersama pergumulan ini, pergumulan yag membuatku lelah secara fisik dan pikiran. Entahlah apakah aku berada pada kondisi benar dan normal sedang menghadapi masalah, ataukah cara berpikir dan perasaanku sudah salah. Mungkin aku terlalu mendramatisasi masalah atau perasaanku sudah tidak wajar dalam memberi rasa pada diriku, kadang aku berpikir aku sudah kehilangan kontak dengan nilai nilai kewajaran atau keseharusan. Sehingga muncul kesimpulan dan penyikpan perasaan yang aneh, tak wajar, dan tak seharusnya, ataukah mungkin kejiwaanku sudah rusak.

Tapi kadang aku berpikir masalahku yang rumit ini adalah rill dan wajar menurut logika, karena kuanggap memang benar. Banyak hal-hal yang seharusnya sangat tak perlu dilakukan dan terjadi. Benar adanya ada kedholiman dan perlakuan intimadasi batin. Tapi yang pasti aku lelah dan lelah, lahir dan batin...,

Hanya kumohonkan kepada tuhan jika memang kami tak baik untuk berasama, lenyapkanlah bayangan rautan wajahnya yang masih dan selalu menggelayuti benak. Mantapkan dan yakinkan bahwa inilah jalan terbaikku, bukan jalan rusak akibat keterpisahan kami, biarkanlah kami rela dengan hidup kami masing-masing, tanpa rasa iri dan kecembuaruan sosial, tanpa ada kecemburuan cinta dan kasih....,

Tuhan yang menciptakan cinta....

Inilah saya dengan pengalaman cinta saya, inilah saya dengan kondisi dan kualitas perasaaan saya, dan inilah dinamika perasaan saya..., saya begitu susah untuk ridho dan mengikhlaskannya, begitu mustahil untuk memaafkannya. Perlakuan sakit yg pernah dilakukannya susah kusembuhkan dan kulupakan, keindahan dan keanggunannya teramat susah kuusir dari kediaman perasaanku, selalu saja memamerkan eksistensinya yang menggodaku untuk menyimpulkan sebuah ‘Keterhilangan”.

Tuhan yang menciptakan perasaan...

Inilah saya dengan dinamika perasaan saya. Terombang ambing seolah perasaan ini tak punya pijakan. Mata batinku kadang menyimpulkan dialah sang “Pasangan hidup” dengan perenungan fakta dan pengindahan lahir dan batinnya. Kadangpun ku berpikir mungkin kami tertakdir hidup masing-masing. Jika kami benar tertakdir terpisah? Kenapa hidup kami tidak baik- baik saja, kenapa kami merasa berada pada jalan yang salah. Kenapa kadang mata hati kami mengatakan kami seharusnya bersama, kenapa cinta ini tidak hilang, dan aura lahiriyahnya membisikkan bahwa dia adalah pasangan hidup? lalu jika senadainya kami memang tertakdir bersama, kenapa harus ada masalah sepelik ini, kenapa harus ada masa lalu yang amat berliku, kenapa ada kemunafikan, ada kedholiman, ...

Semua manusia akan rela menjalani rintangan hidup asal berada pada jalannya. Tetapi jika berada pada jalan yang salah itu adalah musibah yang teramat berbahaya.        

19 april 2014

0 Comments
<<Previous

    Author

    Ahfa Rahman Syah

    Archives

    April 2014

    Tentang Uswah

    All
    > Aku Bermimpi Indah..
    > Aku Masih Merasa..
    > Aku Pernah Yakin..
    > Antara Agama...
    > Antara Cinta...
    > Cerita Yang Terus..
    > Cinta Yang Tak Pernah..
    > Cita-Cita Ini....
    > Dia Adalah Bangsawan
    > Fatamorgana 1
    > Fatamorgana 2
    > Imperialisasi Cinta
    > Kami Terpisah..
    > Kaum Hawa
    > Kebiasaan Yang Maha..
    > Kesunyian Dalam Takbir
    > Ketika Mereka..
    > Ketika Waktu..
    > Kuingin Menyalurkan..
    > Last Letter To Uswah
    > Mencari Dan Mencerna..
    > Mencintainya Seperti..
    > Pertanyaan Besar..
    > Revalina...
    > Tak Berdaya
    > Tentang Perasaan
    > Tentang Picik..
    > Tidak Berani Berharap
    > Untuk Dia...

Powered by Create your own unique website with customizable templates.