Rumah Karya

  • Beranda
  • Puisi
  • Prosa
    • Tentang Uswah
    • Tentang Aku dan Jean
    • Tentang Perempuan
    • Prosa Teologis
    • Prosa Erotis
    • Untuk Cinta
    • Refleksi
  • Renungan
  • Esai
  • Resensi Film
  • Fotografi
  • Desain Grafis
  • Penulis
    • Galeri

Aku Pernah Yakin Bisa Melakukan Sesuatu Yang Melebihi Kemampuan Para Nabi

4/25/2014

0 Comments

 
Malam itu adalah malam paling mengerikan dan paling lara sepanjang hidupku, permukaan kulitku merinding dan serasa linu dan kaku, sekujur tubuhkku rapuh dan lemas, tulang dan saraf tubuhku membeku dan terasa berat untuk digerakkan, hawa tubuhku terasa panas dan dingin. Pikiranku menerawang ke ruang hampa yang kejam dan penuh pertanyaaan. Ketika itu aku merasa terdapat pada perbatasan dua ruang, ruang kesadaran realitas dan ruang hampa penuh kekejaman dan kemahapedihan batin. Suasana puncak dari sebuah ketersiksaan batin yang membuatku terlonta-lonta dan ganas dalam jiwa namun terpenjara dalam jiwa yang kaku dan menggigil. Suasana yang tidak ada kata bahasa yang bisa mewakili dan menggambarkan, suasana seperti tersiksa dalam neraka batin. Hal itu adalah salah satu latar belakang dimana aku melayangkan lagi kata “mengapa?” kepada tuhan, pertanyaan yang sangat penuh dengan alasan logika dan spiritual.

Aku sebagai pelakupun agak tidak bisa lagi mengingat tragedi itu, dan susah mengartikulasikan keadalam bahasa, karena memang teramat abstrak, seakan-akan keadaan jiwa itu tidak dikenal dan belum pernah terjadi di dunia.., keadaan yang membuatku seperti manusia setengah sadar dengan mengemban sejuta lara batin selama berbulan-bulan kedepan..

Aku pernah jatuh keadalam keadaan ketidakmampuan yang akut, untuk mencapai suatu karya indah sang sutradara dunia, lingkungan sosial dan pembentukan karakterku sebagai salah satu jenis ciptaannya, tidak benar dan banyak kesalahan, sehingga aku tumbuh menjadi manusia yang unik dan berbeda dari konvensional. Karya indah sang sutradara dunia itu begitu membuatku terhipnotis dan dan menciptakan daya dorong yang kuat untuk menggapainya, namun keadaan ketidakmampuan yang akut itu memaksaku diam seribu bahasa dan membiasakanku menikmati karya itu setelah aku transformasikan kedalam dimensi lain “angan”.

Semakin hari penyakit akut itu semakin menjadi-jadi terbawa oleh lingkungan yang kurang bersahabat. Aku semakin liar memainkan dunia fiksi yang pada hakekatnya tidak berarti apa-apa dan sebenarnya memicu tingkat bahaya yang lebih tinggi. Tetapi aku hanya berpikir sesaat ketika itu, yang penting kenikmatan itu bisa aku teguk walaupaun hanya dalam ilusi.

Suatu saat aku mendapatkan tawaran untuk menikmati karya itu dalam ruang realitas, ruang kehidupan sebenarnya, susah bagiku untuk percaya pada awalnya.. tapi itulah yang terjadi. Aku mulai mencari petunjuk melalui media spiritual karena aku anggap itu masalah teramat serius yang akan mengikatku kapanpun juga. Aku mulai berspiritual ria memohon dukungan kepada penguasa alam untuk mengamini keinginan ini. Aku mulai gila dan semakin gila terhadap tawaran itu, karena selama masa itu aku meyakinkan diriku bahwa hal itu bagiku adalah pertama dan terakhir, dan dengan rajinnya aku membuatnya teramat mengakar dalam jiwa ini.

Ternyata sang pemberi tawaran menarik tawarannya kembali dengan berbagai alasan setelah aku terjembab pada keadaan mabuk dan kecanduan. Ya.. kecanduan akan tawaran itu, tawaran itu telah menjadi bagaikan udara bagiku... aku sangat membutuhkan dan tidak ada penggantinya.

...................................................., titik-titik itu bermakna keadaan yang amat menyakitkan, aku letih dan bosan jika mendeskripsikannya, intinya nuansa kepedihan batin yang amat menyayat-nyayat, hal itu adalah rasa sakit peringkat kedua yang pernah kurasakan setelah rasa sakit yang aku gambarkan pada paragraf pertama.

Aku mulai “skip” melewati hari-hariku selanjutnya,     

Ahfa Rahman
23 - 08- 2010

0 Comments



Leave a Reply.

    Author

    Ahfa Rahman Syah

    Archives

    April 2014

    Tentang Uswah

    All
    > Aku Bermimpi Indah..
    > Aku Masih Merasa..
    > Aku Pernah Yakin..
    > Antara Agama...
    > Antara Cinta...
    > Cerita Yang Terus..
    > Cinta Yang Tak Pernah..
    > Cita-Cita Ini....
    > Dia Adalah Bangsawan
    > Fatamorgana 1
    > Fatamorgana 2
    > Imperialisasi Cinta
    > Kami Terpisah..
    > Kaum Hawa
    > Kebiasaan Yang Maha..
    > Kesunyian Dalam Takbir
    > Ketika Mereka..
    > Ketika Waktu..
    > Kuingin Menyalurkan..
    > Last Letter To Uswah
    > Mencari Dan Mencerna..
    > Mencintainya Seperti..
    > Pertanyaan Besar..
    > Revalina...
    > Tak Berdaya
    > Tentang Perasaan
    > Tentang Picik..
    > Tidak Berani Berharap
    > Untuk Dia...

Powered by Create your own unique website with customizable templates.