I. Pengertian Struktur Luar
Struktur luar adalah struktur ayat pada permukaannya yang langsung kita dengar atau kita lihat secara tertulis.[1] Definisi lain yaitu bentuk luaran suatu kalimat.[2] Ada juga yang mengatakan struktur luar adalah struktur kalimat yang tampak, dapat didengar, dilihat, dan diraba.[3]
Jadi struktur luar adalah kalimat yang kita dengar secara langsung dan secara mentah-mentah keluar dari mulut atau apa yang kita lihat pada tulisan.
II. Pengertian Struktur Dalam
Struktur dalam adalah struktur ayat pada peringkat yang abstrak di dalam otak penutur sebelum ayat itu diterbitkan.[4] Ada pula yang mengatakan struktur dalam adalah gambaran yang mendasari suatu kalimat.[5] Dan ada juga definisi lain yaitu struktur kalimat yang tidak dapat didengar, dilihat, dan diraba.[6]
Teori di atas menganggap bahwa di dalam otak kita terdapat suatu peringkat representasi yang abstrak untuk kalimat yang kita terbitkan. Representasi dalaman yang abstrak ini dihubungkan oleh rumus-rumus transformasi dengan representasi luaran yaitu kalimat-kalimat yang kita dengar.
Dalam kebanyakan hal, makna suatu ujaran dapat dipahami dari urutan kata yang terdapat pada ujaran tersebut atau dari ciri-ciri tertentu masing-masing kata yang dipakai. Kalimat seperti:
(1) Lelaki tua itu masih dapat bermain tenis
dapat dipahami cukup dari urutan kata-kata yang terdengar atau terlihat. Siapa pun yang mendengar kalimat ini akan memberikan interpretasi makna yang sama, yaitu, adanya seorang lelaki, lelaki itu tua, dia dan dulu sampai sekarang bermain sesuatu, dan sesuatu itu adalah tenis.
Pada kasus yang lain, tidak mustahil bahwa suatu kalimat yang tampaknya sederhana ternyata memiliki makna yang rumit. Dalam kalimat (2), misalnya,
(2) Lelaki dan wanita tua itu masih dapat bermain tenis.
kita tidak yakin apakah lelaki itu juga tua seperti si wanita atau hanya wanitanya sajalah yang tua sedangkan lelakinya tidak. Interpretasi ini muncul karena adjektiva tua dapat berfungsi sebagai pewatas hanya pada nomina wanita saja atau pada frasa lelaki dan wanita.
Jadi jelaslah bahwa makna suatu kalimat ternyata tidak hanya ditentukan oleh wujud permukaan yang terdengar atau terlihat saja tetapi bahkan terutama oleh representasi yang mendasarinya. Dengan kata lain, suatu kalimat tidak hanya memiliki struktur luar tetapi juga struktur dalam.
Perbedaan antara struktur luar dengan struktur dalam ini sangat penting untuk pemahaman kalimat karena proses mental yang dilalui oleh manusia dalam menanggapi kalimat-kalimat seperti ini berbeda dengan kalimat-kalimat yang tidak ambigu. Meskipun konsep struktur luar dan struktur dalam kini sudah tidak diikuti lagi oleh penggagasnya (Chomsky), dalam kaitannya dengan komprehensi ujaran kedua konsep ini rasanya masih sangat bermanfaat. Seseorang dapat memahami suatu kalimat hanya bila dia memahami apa yang terkandung dalam kalimat itu, bukan hanya dari apa yang terlihat atau terdengar dari kalimat tersebut.[7]
Ahfa R Syach
2006
DAFTAR PUSTAKA
Dardjowidjojo, Soenjono. Psikolinguistik: Pengantar Pemahaman Manusia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2003.
Nababan, Sri Utari Subyakto. Psikolinguistik: Suatu Pengantar. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1992.
Simanjuntak, Megantar. Pengantar Psikolinguistik Modern. Jakarta: Dewan Bahasa Dan Pustaka, 1987.
Tarigan, Henry Guntur. Psikolinguistik. Bandung: Angkasa, 1985.
[1] Megantar Simanjuntak, Pengantar Psikolinguistik Modern (Jakarta: Dewan Bahasa dan Pustaka 1987), h. 115.
[2] Henry Guntur Tarigan, Psikolinguistik (Bandung: Angkasa 1985), h. 53.
[3] Sri Utari Subyakto Nababan, Psikolinguistik Suatu Pengantar (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama 1992), h. 19.
[4] Simanjuntak, Pengantar Psikolinguistik Modern, h. 115.
[5] Tarigan, Psikolinguistik, h. 52.
[6] Nababan, Psikolinguistik, h. 19.
[7] Soenjono Dardjowidjojo, Psikolinguistik Pengantar Pemahaman Manusia (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia 2003), h-h. 61-62.
Struktur luar adalah struktur ayat pada permukaannya yang langsung kita dengar atau kita lihat secara tertulis.[1] Definisi lain yaitu bentuk luaran suatu kalimat.[2] Ada juga yang mengatakan struktur luar adalah struktur kalimat yang tampak, dapat didengar, dilihat, dan diraba.[3]
Jadi struktur luar adalah kalimat yang kita dengar secara langsung dan secara mentah-mentah keluar dari mulut atau apa yang kita lihat pada tulisan.
II. Pengertian Struktur Dalam
Struktur dalam adalah struktur ayat pada peringkat yang abstrak di dalam otak penutur sebelum ayat itu diterbitkan.[4] Ada pula yang mengatakan struktur dalam adalah gambaran yang mendasari suatu kalimat.[5] Dan ada juga definisi lain yaitu struktur kalimat yang tidak dapat didengar, dilihat, dan diraba.[6]
Teori di atas menganggap bahwa di dalam otak kita terdapat suatu peringkat representasi yang abstrak untuk kalimat yang kita terbitkan. Representasi dalaman yang abstrak ini dihubungkan oleh rumus-rumus transformasi dengan representasi luaran yaitu kalimat-kalimat yang kita dengar.
Dalam kebanyakan hal, makna suatu ujaran dapat dipahami dari urutan kata yang terdapat pada ujaran tersebut atau dari ciri-ciri tertentu masing-masing kata yang dipakai. Kalimat seperti:
(1) Lelaki tua itu masih dapat bermain tenis
dapat dipahami cukup dari urutan kata-kata yang terdengar atau terlihat. Siapa pun yang mendengar kalimat ini akan memberikan interpretasi makna yang sama, yaitu, adanya seorang lelaki, lelaki itu tua, dia dan dulu sampai sekarang bermain sesuatu, dan sesuatu itu adalah tenis.
Pada kasus yang lain, tidak mustahil bahwa suatu kalimat yang tampaknya sederhana ternyata memiliki makna yang rumit. Dalam kalimat (2), misalnya,
(2) Lelaki dan wanita tua itu masih dapat bermain tenis.
kita tidak yakin apakah lelaki itu juga tua seperti si wanita atau hanya wanitanya sajalah yang tua sedangkan lelakinya tidak. Interpretasi ini muncul karena adjektiva tua dapat berfungsi sebagai pewatas hanya pada nomina wanita saja atau pada frasa lelaki dan wanita.
Jadi jelaslah bahwa makna suatu kalimat ternyata tidak hanya ditentukan oleh wujud permukaan yang terdengar atau terlihat saja tetapi bahkan terutama oleh representasi yang mendasarinya. Dengan kata lain, suatu kalimat tidak hanya memiliki struktur luar tetapi juga struktur dalam.
Perbedaan antara struktur luar dengan struktur dalam ini sangat penting untuk pemahaman kalimat karena proses mental yang dilalui oleh manusia dalam menanggapi kalimat-kalimat seperti ini berbeda dengan kalimat-kalimat yang tidak ambigu. Meskipun konsep struktur luar dan struktur dalam kini sudah tidak diikuti lagi oleh penggagasnya (Chomsky), dalam kaitannya dengan komprehensi ujaran kedua konsep ini rasanya masih sangat bermanfaat. Seseorang dapat memahami suatu kalimat hanya bila dia memahami apa yang terkandung dalam kalimat itu, bukan hanya dari apa yang terlihat atau terdengar dari kalimat tersebut.[7]
Ahfa R Syach
2006
DAFTAR PUSTAKA
Dardjowidjojo, Soenjono. Psikolinguistik: Pengantar Pemahaman Manusia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2003.
Nababan, Sri Utari Subyakto. Psikolinguistik: Suatu Pengantar. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1992.
Simanjuntak, Megantar. Pengantar Psikolinguistik Modern. Jakarta: Dewan Bahasa Dan Pustaka, 1987.
Tarigan, Henry Guntur. Psikolinguistik. Bandung: Angkasa, 1985.
[1] Megantar Simanjuntak, Pengantar Psikolinguistik Modern (Jakarta: Dewan Bahasa dan Pustaka 1987), h. 115.
[2] Henry Guntur Tarigan, Psikolinguistik (Bandung: Angkasa 1985), h. 53.
[3] Sri Utari Subyakto Nababan, Psikolinguistik Suatu Pengantar (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama 1992), h. 19.
[4] Simanjuntak, Pengantar Psikolinguistik Modern, h. 115.
[5] Tarigan, Psikolinguistik, h. 52.
[6] Nababan, Psikolinguistik, h. 19.
[7] Soenjono Dardjowidjojo, Psikolinguistik Pengantar Pemahaman Manusia (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia 2003), h-h. 61-62.