Bagian itu..., membawa kesadaranku ke sebuah perbatasan, perbatasan kesadaran dengan halusinasi hasrat liar, hasrat liar memabukkan dan menggigilkan. Aku menggigil oleh hamparan itu, hamparan halus yang menyulut api api gelora.
Jiwaku resah dan galau, terbebani himpitan dan desakan, ada gelombang yang ingin mencuat dan memancar, merobek dan menerjang tembok-tembok penahan. Aku sudah mabuk dengan beban ini. Penyaluran dan penuntasan adalah benar-benar ekspektasi tunggal.
Aku ingin sekali mengelupasnya, melihatnya otentik tanpa hijab-hijab benang. Memandang dan menikmatinya melalui panca indera nafsu. Lalu mengoles dan melahap hingga tak bersisa. Melumat dan mengunyah tanpa batas, lalu menghayati rasa itu dengan lidah-lidah nafsu.
Merengkuhmu, menjulurkan tanganku mendekapmu, merebahkan prosesor inti kepada pujannya dan membiarkannya memuaskan kerakusannya. Lalu menuntaskannya....
Kamu indah selir mungil. Indera hasratku meronta dan meraung keras. Kamu dan ragamu adalah penawar tunggal, ikhlaskan bayanganmu.... dia melayaniku pagi ini.............
Ahfa Rahman
11-12-2011
Jiwaku resah dan galau, terbebani himpitan dan desakan, ada gelombang yang ingin mencuat dan memancar, merobek dan menerjang tembok-tembok penahan. Aku sudah mabuk dengan beban ini. Penyaluran dan penuntasan adalah benar-benar ekspektasi tunggal.
Aku ingin sekali mengelupasnya, melihatnya otentik tanpa hijab-hijab benang. Memandang dan menikmatinya melalui panca indera nafsu. Lalu mengoles dan melahap hingga tak bersisa. Melumat dan mengunyah tanpa batas, lalu menghayati rasa itu dengan lidah-lidah nafsu.
Merengkuhmu, menjulurkan tanganku mendekapmu, merebahkan prosesor inti kepada pujannya dan membiarkannya memuaskan kerakusannya. Lalu menuntaskannya....
Kamu indah selir mungil. Indera hasratku meronta dan meraung keras. Kamu dan ragamu adalah penawar tunggal, ikhlaskan bayanganmu.... dia melayaniku pagi ini.............
Ahfa Rahman
11-12-2011