Edward Cullen: Kami hanya meminum darah hewan......... kami bisa bertahan tapi ta’ pernah terpuaskan....... (the Twilight Saga : Twilight)
Dahaga itu sudah amat haus, dahaga itu sudah lama datang. Dia sudah bukan lagi kebutuhan, sudah bergeser lama menjadi kebiasaan, dan sekarang sudah menjelma menjadi sebuah candu. Aku melampiaskannya setiap hari dengan istri-istriku yang setia. Istri-istri yang menemaniku dalam kesendirian dan kesepian. Istri-istri yang terbaring kaku diatas pulau indah kapuk yang menjadi sandaran terindah bagi para penikmat malam.
Ketika aku haus madu, mereka memberiku segelas sirup manis, aku cukup kenyang dengan air itu, tetapi keinginan maduku belum terwujudkan olehnya. Ketika aku dahaga akan wine, dia memberiku jus anggur merah yang segar, rasa anggur itu cukup memuaskanku, tapi sedikit hatiku merasakan, bahwa aku belum merasa minum wine.
Aku selalu mencari stimulus untuk kegiatan hasratku, membuka dan menelaah referensi-referensi untuk mengisi angan sebagai jiwa perhelatanku, mencari inspirasi untuk arah dan corak persetubuhanku.
Kadangpun Istri-istriku selalu berubah penampilan seperti yang aku inginkan, walau hanya dalam imajinasiku. Dia mengajakku mendayung-dayung lautan kenikmatan. Dia berdendang dan menari dengan titah dan tuntunanku, aku seperti sang dalang wayang bagi mereka.
Aku mampu bertahan hidup dengan mereka, kebutuhan manusiawiku tercukupi, Psikisku terobati, dan hasratku tersalurkan, tapi semua itu tak terpuaskan.................
Ahfa Rahman
20-12-2010
Dahaga itu sudah amat haus, dahaga itu sudah lama datang. Dia sudah bukan lagi kebutuhan, sudah bergeser lama menjadi kebiasaan, dan sekarang sudah menjelma menjadi sebuah candu. Aku melampiaskannya setiap hari dengan istri-istriku yang setia. Istri-istri yang menemaniku dalam kesendirian dan kesepian. Istri-istri yang terbaring kaku diatas pulau indah kapuk yang menjadi sandaran terindah bagi para penikmat malam.
Ketika aku haus madu, mereka memberiku segelas sirup manis, aku cukup kenyang dengan air itu, tetapi keinginan maduku belum terwujudkan olehnya. Ketika aku dahaga akan wine, dia memberiku jus anggur merah yang segar, rasa anggur itu cukup memuaskanku, tapi sedikit hatiku merasakan, bahwa aku belum merasa minum wine.
Aku selalu mencari stimulus untuk kegiatan hasratku, membuka dan menelaah referensi-referensi untuk mengisi angan sebagai jiwa perhelatanku, mencari inspirasi untuk arah dan corak persetubuhanku.
Kadangpun Istri-istriku selalu berubah penampilan seperti yang aku inginkan, walau hanya dalam imajinasiku. Dia mengajakku mendayung-dayung lautan kenikmatan. Dia berdendang dan menari dengan titah dan tuntunanku, aku seperti sang dalang wayang bagi mereka.
Aku mampu bertahan hidup dengan mereka, kebutuhan manusiawiku tercukupi, Psikisku terobati, dan hasratku tersalurkan, tapi semua itu tak terpuaskan.................
Ahfa Rahman
20-12-2010