Kemarin aku menonton ulang ulang film suckseed, film komedi thailand yang lumayan segar untuk membuang jenuh, film tentang anak-anak yang nekat membentuk band music tanpa bakat yang mumpuni dan terkesan selalu sial. Ada tokoh bernama Ped disitu, pada akhir cerita dia berkata kepada Ern, “tidak ada yang berubah dariku, aku masih seperti dulu, aku masih pecundang.”
Terkesan menyindirku….,
Sulit rasanya memiliki gelar manusia pecundang, walau historiku mengarah kesitu, selalu kalah, terhina, terdiskriminasi, dan selalu tidak beruntung walau effort serta pengorbanan hidupku sudah sangat lebih besar daripada yang lain. Segala kerja keras yang melebihi batas wajar tidak terapresiasi dan berbalik menjadi cemooh, dan keadaanku sekarang mencerminkan manusia tak berdaya yang penuh kegagalan. Berbeda di halnya di sana.. di luar sana, usaha yang sekedarnya menghasilkan kehidupan yang lebih baik dan lebih bahagia, banyak disana manusia memiliki keberuntungan.
Keadaan ruh dan kejiwaanku, menutup dan menggagalkan semua usaha fisikku, dalam perjalananku, aku hanya berkelana menggapai dunia dengan kemampuan fisikku tanpa ditemani oleh kesehatan mental dan psikologis. Dan ternyata itu adalah perjalanan yang sia-sia, semua hal ditentukan oleh jiwa yang sehat. Jangan memulai perjalanan hidup jika bermodalkan semangat fisik, tanpa bekal mental dan jiwa yang baik.
Aku lahir dan dibesarkan dengan lingkungan dan keadadan yang merusak kesehatan psikisku, fisikku mungkin lumayan tercukupi. Tapi para pendidikku melupakan kalau aku bukan sebatas tumpukan fisik, aku adalah manusia yang terdiri dari fisik dan dinamika kejiwaan.., aspek psikologisku rusak terbuai oleh kebodohan dan egoisitas mereka. Menjelma akut dan kronis…..
Dan pada hari ini aku mendakwa bahwa aku gagal, dan aku menderita, mereka para manusia mencemooh dan menjatuhkanku, tapi apakah mereka sadar sebuah fakta, bahwa mereka sendiri yang membentuk dan menghiasku seperti ini, lalu menganggap kegagalan ini adalah karenaku…
Ahfa Rahman
25-01-2013