Aku hanya bisa tidur di “jadwal tidur” tidur dengan rentang waktu yang cukup sesuai standard tidur, namun terasa hanya fisikku saja yang tidur, seperti mataku terpejam, badanku diam tak bergeming, dan aku tidak merasa terjaga di dunia, namun sejatinya pikiran dan ruhku tidak tidur dan masih terjaga, karena pada hakekatnya tidur adalah peristirahatan fisik dan jiwa, dan jiwalah yang lebih utama karena itu adalah inti dan pendorong gerak dan kehidupan bagi segumpal sepatung raga.
Lalu ku hidup seperti setengah sadar dan setengah sehat, tak leluasa berkarya dan hidup yang membutuhkan konsentrasi dan totalitas fisik dan kejiwaan,
Aku memimpikan sebuah tidur yang nyenyak berkualitas, itu maha utopiaku saat ini, agar ku terbangun dan bisa hidup normal dan berkarya baik…,
Ahfa Rahman
22-02-2013