Seharusnya aku tidak perlu ulet dan kerja keras, cukuplah aku pemalas dan tak perlu serius dalam hidup asal normal kejiwaanku, karena manusia akan lebih sukses pada keadaan itu,
Orangtuaku menumbuhkan raga dan fisikku tapi menghancurkan kejiwaanku, lalu aku dituntut sama seperti yang lain, dan aku dihina jika tidak sama dengan yang lain, sebuah penjajahan yang terselubung…
Orang tuaku dan tuhanku tidak tahu ilmu psikologis…, mereka pintar tapi BODOH…..
Serasa apa yang aku lakukan dalam hidup ini percuma dan sia sia, padahal karya dan usahaku sudah melebihi kewajaran, Usaha yang menghasilkan cela, tapi disana banyak kesantaian yang membuahkan pujian,
Tuhanku tidak menghargai usahaku, dia tahu aku tidak dalam area yang tidak menguntungkan, tapi kegagalanku dianggap mutlak dan serupa dengan kegagalan yang lain.
Tuhan yang menaruh embrioku di rahim seorang perempuan tertentu, hasil pembuahan dari laki-laki kasar dan temperamental, lalu aku dibiarkan hidup dengan pontang panting, dan segala dinamikaku disejajarkan secara sebab akibat dengan manusia normal.
Mereka ibarat alat pencetak sebuah produk, membentukku dengan seenaknya, dan ketika aku berbentuk tidak serupa dengan yang lain, mereka berdalih…, bahwa aku membentuk diriku sendiri…, dan siapakah bisa bertahan dengan hidup dengan fitnah seperti ini…, aku hanya ingin hangus secara fisik dan jiwa secara total dan abadi, ……..
Para orang tua hanya tahu, jika mereka sudah memberi makan, sudah mencukupi pendidikan, sudah memberi tempat tinggal yang teduh, maka itu cukup dan merasa telah melakukan segala kewajibannya, dan jika setelah itu anak masih bermasalah maka itu adalah salah anak sendiri, tapi tahukah mereka sebuah hakekat, cara mereka berkedip saja bisa membentuk karakter anak…
Ahfa Rahman
22-02-2013