Ada dua mempelai lain yang picik, perusak dan bermoral hitam, secara strata sosial mereka unggul, secara finansial dan kaca mata dunia. Tapi pesta sakral itu lebih mewah, lebih ramai, dan lebih hening dan mengharukan.
Aku hanya membayangkan-Nya ketika melihat ritual itu. Calon pengantin wanita adalah –Dia, dan pria Ia, selalu terbayang jika melihat ritual semacamnya. Membayangkan sebuah fakta yang kuimpikan, “dengan-Nya tentunya” Bayangan dan fakta ide yang sering terjadi dan berlangsung dalam benakku.
Membayangkan-Mu adalah rasa sakit, Melihat ritual itu adalah rasa pedih, dan membayangkan Ia adalah rasa iri dan marah. Apakah fakta itu yang termaksud dalam takdir dan keinginan tuhan?.
Dimana Kebenaran cerita kita, semuanya tampak rumit dan memusingkan. Tidak bisakah semuanya berakhir dan berkesimpulan simple, Aku hanya berujar Kenapa? Dan lalu apa ceritaku dan ceritamu setelah ini? Benar atau salahkah alur cerita hidup kita? Serta lalu bagaimana dengan perasaan-perasaan ini?
Ahfa Rahman
24-12-2011