Mereka Cepat, Aku Lambat

Mereka mengunyah tenderloin,  aku hanya mengernyit sepotong rendang,
Karena aku lebih suka rendang

Mereka menyupit sashimi mewah, aku hanya menggigit ikan sungai,
Karena aku tidak doyan sashimi

Mereka berhasil mendaki puncak gunung, aku hanya bisa menaklukkan setengahnya,
Karena kakiku pincang….

Mereka berhasil memanjat puncak pohon, aku hanya mampu meraih cabang batang, 
Karena pohonku berlumuran ulat

Mereka mendapat nilai istimewa, aku hanya menghasilkan nilai rata-rata,
Karena aku tidak menyontek

Mereka cepat melalui perjalanan, aku lambat mengarungi pengembaraan,
Karena aku berguru ahli hikmah

Dan manusia itu bertuhan hasil

Hidup seperti ibarat, “melakukan perjalanan dari hutan rimba menuju peradaban modern, rintangan dan realitas rimba adalah pembelajaran menuju kota impian, mereka lebih cepat menuju kota modern, namun dengan bakal seadanya, hanya belajar dan berijtihad sendiri mengenal pepohonan, kesimpulan-kesimpualan kejadian, dan hikmah-hikmah kehidupan. Aku lebih lambat menuju kota tujuan itu, namun aku bertemu pertapa yang mengajariku kesejatian dan kebenaran ilmu serta fenomena, setelah penilaian subjektifku melihat dan berijtihad sendiri” 

Ahfa Rahman
25 jan 2013