Salah satu masalah paling pekik dalam perjalanan manusiaku, membawaku ke alam berpikir yang jauh dan berjubel, memaksaku berkontemplasi merenungkan dan menghayati apa definisi dan makna tragedi ini, membuatku terawat dalam rumah sakit kesabaran atas rasa sakit jiwa yang menyiksa. Merusak segala sendi kepribadianku hingga terabaikan kemungkinan-kemungkinan keberhasilan dan kebahagiaan hidupku.
Bertahap dan bertahap masalah itu menggelayutiku, tidak kunjung ingin pergi dalam dinamika kehidupanku, terus saja seperti benalu atau lintah menghisap darahku, perlahan, dan perlahan.. dan entah hingga masa kapan..
Memicu rasa sakit disetiap tahap, tak puas dia mengiris hatiku sekali, setelah drama itu... berkali kali dia mengggores kulitku dengan pisau tajam, ketika luka yang lama hampir mengering. Kenapa harus bertahap..., begitu tegakah dia, atau dia tak menahu atau dungu atas apa sikap terbaik yang harus dilakukan.
Jika saja aku normal, tiada penyikapan berbeda tentang cinta atau makhluk bernama perempuan, mungkin aku menyikapi tragedi ini dengan lebih rileks dan wajar. Tidak sedramatis atau serumit ini.
Tragedi ini menyerang rasa keimananku, ketika dalam perasaan keterbatasanku aku menganggap hal itu mustahil, aku pasrah.., aku hanya terlelap dalam ketidak berdayaan dan berangan tentang keinginan-keinginan semu, tapi ketika dan ternyata hal itu terlihat mungkin terjadi, intuisiku bergeming indah tentang keimananku, kuanggap itu karunia tuhan dan hatiku berlonjak jauh tentang tuhanku, serasa menemukan kekuatan iman dan tersiram kasih sayang tuhan. Tapi ternyata aku jatuh setelah berlonjak, semacam tuhan hanya berbasa basi dan manarik sendok makanan yang telah disodorkan didepan mulutku. Aku tertipu oleh iming-iming menggiurkan..... lalu aku jatuh tersungkur bersama keimananku..
Itulah dasar rumitnya masalah ini, selain kepicikan dan kebodohan dia menghadapai masalah ini. Ini bukan masalah biasa yang berlalu lalang didepan lalu lintas hidupku, tapi ini adalah masalah yang menyeret iman dan keagamaanku, serta penilaianku tentang kemanusiaan.
Ahfa Rahman
11-03-2012