Rumah Karya

  • Beranda
  • Puisi
  • Prosa
    • Tentang Uswah
    • Tentang Aku dan Jean
    • Tentang Perempuan
    • Prosa Teologis
    • Prosa Erotis
    • Untuk Cinta
    • Refleksi
  • Renungan
  • Esai
  • Resensi Film
  • Fotografi
  • Desain Grafis
  • Penulis
    • Galeri

Kebimbangan

4/26/2014

0 Comments

 
Apakah yang terjadi padaku saat ini adalah murni semuanya kesalahanku, ataukah kombinasi, atau salah orang lain, terlepas mungkin fakta mengklaimku salah, namun apakah terlupakan semangatku dan keuletanku, kegigihanku dalam mencapai sukses ditengah keadaan dan kondisi yang sulit, hanya tuhan yang tahu kondsiku dan cuman ia yang bisa merasakannya.

Jika ini kesalahanku, aku ingin tuhan menjelaskan dimana letak terperinci kesalahanku, agar aku tahu dan sadar, jika kesalahan orang lain ataukah kombinasi kenapa dibebankan kepadaku sealam derita, yang sudah melampui batas kewajaran. Apakah terlupakan maha semangatku ditengah kerancuan dan kerumitan, kenapa harus kenyataan dan kondisi ini yang harus menggelayutiku, tidakkah ada sedikit saja pengorbanan dan usahaku yang dihargai, seolah olah apa yang telah kulakukan menjadi berstatus nihil dan terkesan sama sekali taka ada..

Sejarah dan perjalanan itu seolah tak ada dengan peristiwa ini, semua akan mencibir bahwa aku menikmati waktu dengan seenaknya, padahal yang kujalani adalah pengorbanan dan perjalanan berat yang berliku, kenapa harus menggelayutiku fakta semaha pedih ini, tidak adakah disana orang yang lebih pantas engkau cibir dan permalukan, kepada harus aku? Jika kau sudah jijik menatapku di dunia bumi ini, hempaskan saja raga dan ruhku, lenyapkan saja karena ku sudah tak mampu, bukan aku menyerah.. suatu yang hilang akan ku ikhlaskan dan kucari lagi, tapi tragedy ini menghilangkan sesuatu paling berharga dank au rampas proses untukku bersabar dan mencari kembali.., Ada pada titik apa aku ini sekarang.., pintu di depan tertutup rapat, dunia dibelakang telah hancur berantakan, harus kemana dan bagaimana aku sekarang,

Apa aku dilahirkan untuk menjadi pecundang, selalu malu, dan ditertawakan orang, tapi usahaku lebih dajsyat dari manusia normal, apa fear jika mereka menertawai aku ditertawai, apa sih batas sebenarnya untun menjadi yang menertawai dan ditertawai? Kenapa aku setelah usaha hidup ini, kenapa tidak mereka setelah senang senangnya..? ambillah raga dan ruhku tuhan.. ku tak kuasa lagi survive, telah sering ku jatuh dan mencoba berdiri dan berjalan lagi., ini kesejuta kalinya.. dan jatuh ini terjembab dalam kolam lumpur..,

Aku lumpuh, dan aku ada ditanganmu..   

Ahfa Rahman
24-02-2013


0 Comments



Leave a Reply.

    Author

    Ahfa Rahman

    Archives

    June 2014
    April 2014

    Refleksi

    All
    > Ada Yang Tidak..
    > Aku Adalah Jalan
    > Aku Bersama..
    > Aku Dalam Ibarat
    > Aku Ingin Ruang Hampa
    > Aku Pasrah Kepadamu
    > Ambivalensi
    > Dilema
    > Dimana Titik Kebenaran..
    > Dunia
    > Hanya Tinggal Separuh
    > Harapan
    > Impian Untuk Tidur
    > Kebimbangan
    > Lapar
    > Masalah Yang Menyeret..
    > Mereka Cepat..
    > Obat Penenang
    > Pelacurpun...
    > Rumahku Nerakaku
    > Sendiri
    > Seperti Tinja
    > Statemen Pemberontakan
    > Tentang Sebuah Akad..
    > Tentang Seorang..
    > Tersesat
    > The Dreamland
    > They Are Too Strong

    RSS Feed

Powered by Create your own unique website with customizable templates.