Tak bisakah sekali saja aku menang, layaknya orang-orang yang menang disana. Setelah menjadi victim atas tragedi cinta. Dalam arena cinta aku melihat keterpurukan manusia-manusia yang curang dalam permaianan cintanya, seolah itu menjadi teori dan sebab akibat, tetapi nampaknya itu tidak berlaku dalam permainanku. Semua berbalik, yang curang dia menang dan yang sportif mereka kalah dan terjembab dalam lubang gelap penuh petaka.
Begitu sadis dan tak manusiawi mereka memperlakukanku, kepuasan egonya mengorbankan diriku yang berharga, menghapus hak-hakku untuk bahagia dan memutus harapanku akan pencapaian masa mendatang.
Adakah rasa yang lebih pedih selain merasa hancur atas perilaku manusia biadab, dan terjembab dalam kerusakan dan kesakitan yang begitu pedih, hancurnya harapan dan terancamnya kehidupan mendatang kita, sembari melihat pelaku itu hidup dalam kesejahteraan dan kemewahannya, dunia normalnya, serta tawa-tawa riangnya..?
Ada kegelapan dalam benakku, tak bisa jelas aku melihat untuk melangkahkan kaki ini, ekstasi apa yang harus kuteguk untuk ketenangankupun akupun tak menahu, semuannya gelap dan aku terjembab dalam didalamnya dengan luka, letih, cemas, dendam, murka dan sejuta keputusasaan.
Mereka terlalu kuat untukku, seburuk dan sekeji perbuatannya tidak akan mengurangi sedikitpun kebahagiaanya. Tak punya kesempatankankah aku sekali saja melihat penjahat itu terjembab, tersungkur dan meratap....??
Ahfa Rahman
06-06-2012