Terasa sudah tak kuasa lagi aku berbuat untuk hidup ini, tak terpikir sekali masa depan seperti apa yang ingin kujalani, waktu mendatang dalam kacamata benakku adalah kosong… tak terbaca dan tak tergambar sama sekali.. betul-betul sangat gelap.. gelap dan gelap…. semuanya abu-abu tak menentu, entah aku bisa hidup berapa lama lagipun aku tak tahu.. , aku hanya berkata terserah kehendakmu…, apa yang akan terjadi semuanya urusanmu.. , mau engkau jadikan apa itu adalah kuasamu, mau kau arahkan kemana aku itu kewenanganmu.., aku hanyalah budakmu… aku hanya diam menunduk disampingmu, pasrah, siap dan rela akan apa yang kau timpakan kepadaku….
Sungguh aku ingin pulang ke atas sana, dunia sudah terlampau rusak oleh kebiadaban dan kedholiman, dunia hanya didiami oleh manusia-manusia tak bermoral dan fakir kebijaksanaan.., dunia hanya tempat bagi mereka yang mengikuti arus kemunafikan. Kebenaran, kemuliaan dan kebijaksanaan hanyalah ranting yang dan daun yang terombang ambing dipusaran arus yang deras.., mereka tak berdaya oleh sistem dan kebiasaan…
Hanya sekarang ku merasa siap menemuimu, karena ku tahu kau memiliki cara penilaian yang bijaksana, kau tahu apa dibalik yang dhohir, kau tahu segala sebab akibat, kau paham tentang kebenaran, kau mengerti tentang kebijaksanaan, kau menjustifikasi tentu dengan standard penilaian yang adil dan bijaksana, mendalam dan terperinci, tidak seperti pertimbangan dan justifikasi produk manusia.
Kau tahu aku sudah berupaya luar bisa semasa hidupku.., setajam apapun batu jalan tetap coba kulangkahkan kaki, sesakit apapun tetap kuberupaya tegak, serumit apapun tetap kupikir.., sesadis apapun tetap kuhadapi, untuk menuju apa yang seharusnya dicapai manusia, sesuai dengan kemampuan otakku berpikir dan menalar.., sesuai karakteristik mental dan kejiwaanku.., kau tahu usahaku melebihi manusia-manusia disana.
Aku yakin pasti kau memaafkanku, melihat permasalahanku lewat kaca mata kebijaksanaan.., aku tahu aku pantas dimaafkan, karena aku salah karena keadaan bukan pilihan, karena aku berdosa karena tekanan bukan karena kesadaran, aku rancu karena pembentukan bukan membentuk, aku tahu kau sadar menitipkanku kepada siapa…, dan aku tahu aku berusaha mnjadi termulia ditengah penghancuran fisik dan psikis,
Aku hanya ingin pulang menemuimu, ingin bercerita banyak tentang apa yang kuhadapi diduniamu, ingin bertanya tentang pertanyaan-pertanyaan yang belum terjawab, ku tahu tak pantas ku menikmati nirwanamu, tapi kau tahu aku sangat tidak kuasa menahan panas apimu.., maka tempatkanlah ruhku disuatu tempat bukan surga dan neraka…., aku ikhlas akan ruhku…, tak masalah tanpa pamrih ku menjalani hidup di dunia.., atau kau jadikan aku malaikatmu, untuk mengabdi dan membantu pekerjaanmu…, menemanimu disana…, menjadi abdimu….
Jemputlah aku dan perkenankan aku pulang kehadiratmu….
Ahfa Rahman
18-05-2013