Rumah Karya

  • Beranda
  • Puisi
  • Prosa
    • Tentang Uswah
    • Tentang Aku dan Jean
    • Tentang Perempuan
    • Prosa Teologis
    • Prosa Erotis
    • Untuk Cinta
    • Refleksi
  • Renungan
  • Esai
  • Resensi Film
  • Fotografi
  • Desain Grafis
  • Penulis
    • Galeri

“Bulan” yang terusik

10/17/2014

0 Comments

 
Bulanpun terusik jika punguk merindukannya,
Tak rela sepandangpun dia ditatap. Bulan berpaling enggan ketika pasang mata menolehnya
Aku hanyalah pejuang yang bertahan dengan simbahan darahnya
Mencoba menyukai manusia diantara mereka yang adidaya

Rindu tatapan kadang tak tertahan di sanubari pecinta
Menelusuri ruang pandang yang mengantarkanku kepada sosoknya
Mengharap lega menatapi dan meratapi sinar putih wajahnya
Wajah itupun menunduk menepis tak rela dipandangi mata

Ruang benakkupun kaku, ketegangan menyelimutiku
Ungkapan ilmu para guru terlewati oleh penadah keilmuanku
Menerka risih dan usik yang menggenang dalam sanubarinya
Serendah apa aku dalam angka-angka akalnya?, Sehina apa aku dalam hitungan benaknya?

Mungin dia bintang yang malu kepada rekan bintang-bintangnya
Yang memandangi sinarnya hanyalah mata sayu dan raga lusuh marjinal
Subjek nista meng’indah’i objek estetika
Merana, meratap, mengharap derma sang maha Cinta    

Ahfa Rahman Syah
18-10-2014


0 Comments



Leave a Reply.

    Author

    Ahfa Rahman Syah

    Archives

    October 2014
    September 2014
    August 2014
    July 2014

    Puisi

    All
    > Anak Kandung Tuhan
    > "Bulan" Yang Terusik
    > Dididik Oleh Siksa
    > Keadilan
    > Manja Dipelukan Tuhan
    > Materi
    > Menangisi Perjuangan
    > Nekat Berguru
    > Peri Di Warung Sup Ayam
    > Rindu Yang Tak Pantas
    > Seperti Menghirup Surga
    > Terlanjur Indah

Powered by Create your own unique website with customizable templates.