Dalam kedewasaan memandang hidup, sudah bukan waktuku lagi memperhatikan sakitnya takdir, takdir yang perih dan ngilu sudah menjadi bayangan yang selalu mengawal raga, sudah tak perlu dimasalahkan walaupun semaha dahsyat goncangannya. Asalkan itu sudah menjadi bagianku.............
Dalam rute kehidupan memang terdapat hentakan-hentakan keras, fakta-fakta yang tak tercerna oleh logika, sesuatu yang menstimulus akal sehat dan jiwa keabdian menjadi sebuah semangat perlawanan dan pemberontakan, sebuah sikap oposisi kepada zat yang mereka anggap sebagai pengatur lalu-lintas kehidupan.
Perlu waktu dan eksplorasi yang lama bagi setiap insan untuk menelaah sehingga faqih terhadap hidupnya, para manusia yang masih terperangkap dalam kesakitan menerima takdir serta perataapannya adalah manusia yang awam, pengembara yang baru melewati stage-stage pertama dalam game petualangannya. Tanpa melupakan bahwa takdir itu memang terkadang sakit dan maha mencekam.
Sebenarnya semua tak masalah terjadi, jika memang skenario menghendaki dan mengharuskan itu terjadi untuk keseimbangan hidup kita. Tetapi jika ada hal yang tidak sepatutnya terjadi dan kita melawan atau merubah takdir yang sebenarnya tuhan inginkan, maka itu sudah merusak tatanan hidup manusia, pada saat ini aku meyakini bahwa ternyata Tuhan dapat dikalahkan. Takdir-Nya yang kokoh dia kehendaki ternyata dapat dikalahkan oleh keinginan manusia, dan tuhan tidak dapat berbuat banyak.
KENYATAAN itu tidak terlalu masalah sebenarnya sesakit apapun, sengeri dan semencakam apapun, asalkan itu takdirku, bagianku, atau sebuah plot untuk keseimbanganku. Tetapi yang teramat meresahkanku adalah sebuah pertanyaan, “apakah itu bagianku ataukah kenyataan yang sebenarnya bukan bagianku?” ada asumsi dan hipotesa yang menunjukkan bahwa itu bukan bagianku, bukan sebuah takdir yang diinginkan tuhan, aku melawan dan menghindar dari takdir yang sebenarnya. Sebuah pertanyaan maha rumit yang aku tidak terlalu yakin bisa menjawabnya selama hidupku. Mungkin aku baru bisa menemukan jawabananya ketika bertatap muka dengan-Nya di ujung sana. Semoga Dia kelak mengklarifikasinya.......
Semasa hidupku kedepan aku pasti akan selalu terombang ambing dalam kebimbangan, bertanya-tanya sendiri dalam ketermenungan, mencoba mencari jawaban atas semua pertanyaan. mengharap bisikan dan jawaban yang diharapkan. Agar semuanya menjelma menjadi ketenangan...
Salah satu stage terberat dalam hidupku..., entahlah... stage yang bersifat umum atau khusus, stage yang membuatku terkuras secara fisik dan psikis, stage yang membuatku agak terpejam memandang dunia, membuatku pilu seperti manusia yang kehilangan akal dan logika, membuatku gila dalam kesadaranku. Membuatku terisak dan menghantarkanku kepada ratapan panjang tiada akhir.....
Ahfa Rahman
22-12-2010
Dalam rute kehidupan memang terdapat hentakan-hentakan keras, fakta-fakta yang tak tercerna oleh logika, sesuatu yang menstimulus akal sehat dan jiwa keabdian menjadi sebuah semangat perlawanan dan pemberontakan, sebuah sikap oposisi kepada zat yang mereka anggap sebagai pengatur lalu-lintas kehidupan.
Perlu waktu dan eksplorasi yang lama bagi setiap insan untuk menelaah sehingga faqih terhadap hidupnya, para manusia yang masih terperangkap dalam kesakitan menerima takdir serta perataapannya adalah manusia yang awam, pengembara yang baru melewati stage-stage pertama dalam game petualangannya. Tanpa melupakan bahwa takdir itu memang terkadang sakit dan maha mencekam.
Sebenarnya semua tak masalah terjadi, jika memang skenario menghendaki dan mengharuskan itu terjadi untuk keseimbangan hidup kita. Tetapi jika ada hal yang tidak sepatutnya terjadi dan kita melawan atau merubah takdir yang sebenarnya tuhan inginkan, maka itu sudah merusak tatanan hidup manusia, pada saat ini aku meyakini bahwa ternyata Tuhan dapat dikalahkan. Takdir-Nya yang kokoh dia kehendaki ternyata dapat dikalahkan oleh keinginan manusia, dan tuhan tidak dapat berbuat banyak.
KENYATAAN itu tidak terlalu masalah sebenarnya sesakit apapun, sengeri dan semencakam apapun, asalkan itu takdirku, bagianku, atau sebuah plot untuk keseimbanganku. Tetapi yang teramat meresahkanku adalah sebuah pertanyaan, “apakah itu bagianku ataukah kenyataan yang sebenarnya bukan bagianku?” ada asumsi dan hipotesa yang menunjukkan bahwa itu bukan bagianku, bukan sebuah takdir yang diinginkan tuhan, aku melawan dan menghindar dari takdir yang sebenarnya. Sebuah pertanyaan maha rumit yang aku tidak terlalu yakin bisa menjawabnya selama hidupku. Mungkin aku baru bisa menemukan jawabananya ketika bertatap muka dengan-Nya di ujung sana. Semoga Dia kelak mengklarifikasinya.......
Semasa hidupku kedepan aku pasti akan selalu terombang ambing dalam kebimbangan, bertanya-tanya sendiri dalam ketermenungan, mencoba mencari jawaban atas semua pertanyaan. mengharap bisikan dan jawaban yang diharapkan. Agar semuanya menjelma menjadi ketenangan...
Salah satu stage terberat dalam hidupku..., entahlah... stage yang bersifat umum atau khusus, stage yang membuatku terkuras secara fisik dan psikis, stage yang membuatku agak terpejam memandang dunia, membuatku pilu seperti manusia yang kehilangan akal dan logika, membuatku gila dalam kesadaranku. Membuatku terisak dan menghantarkanku kepada ratapan panjang tiada akhir.....
Ahfa Rahman
22-12-2010