Sekali lagi dan untuk kesekalian kali aku mencoba lagi, mengisi ruang hati dengan bayangan perempuan berseri, mencoba lagi setelah gagal kesekian kali dan menjadikan pengalaman sebelumnya sebagai pelajaran yang berarti.
Dia sang Fitri untuk kali ini, gadis kecil berwajah bening yang cukup mempesona hati, bersikap pelan, bersahaja dan rendah hati, tidak terlalu tahu mengenai hiruk-pikuk wacana dunia namun keperempuan, keluguan dan keramahan akhlaqnya masih tersimpan rapi ditengah dinamika dunia yang berganti-ganti
Aku mencoba mencintainya, karena kurasa aku butuh teman sejati, yang aku harapkan bisa mengisi dan menyayangi, aku mencoba berani mendekati dan melakukan usaha lobi hati. Hal yang belum pernah kualami dan terjadi. Aku menyayanginya dan mencintai jika harus kugambarkan perasaanku detik ini. Dia membuatku resah dan gundah gulana beberapa minggu ini.
Tapi cara mencintaiku masih seperti ini, mencintai yang aneh, cara mencintai yang tak kutemukan tanda bahasa untuk mendeskripsi, bagai... menggunakan seluruh relunghati untuk menyukai dan menjadikan satu-satunya kebutuhan tunggal hati. Dan itu membuatku tersakiti dan mengulangi perspektif dan metodologi mencintai seperti yang telah kualami.
Aku masih terkekang dengan cara ini, cara mencintai yang tidak kumengerti, cara yang membuatku terkulai resah dan cemas lalu memicu penderitaan dramatisasi, bagai menyukai candu yang tidak ada pengganti selainnya. menjadikanku menggigil dan merasayan sayatan jiwa hati. Terbaring diatas karpet merah pembaringan di rumah kosong yang kudiami.
Aku hanya ingin mencintai dengan normal namun berkualitas, mencintai seperti bagaimana para pecinta lain mencintai, memanage hati seperti para penikmat cinta lain memanage hati, lalu mereguk kenikmatan sensasinya dengan baik dan hati-hati.
Ahfa Rahman
08-04-2011
Dia sang Fitri untuk kali ini, gadis kecil berwajah bening yang cukup mempesona hati, bersikap pelan, bersahaja dan rendah hati, tidak terlalu tahu mengenai hiruk-pikuk wacana dunia namun keperempuan, keluguan dan keramahan akhlaqnya masih tersimpan rapi ditengah dinamika dunia yang berganti-ganti
Aku mencoba mencintainya, karena kurasa aku butuh teman sejati, yang aku harapkan bisa mengisi dan menyayangi, aku mencoba berani mendekati dan melakukan usaha lobi hati. Hal yang belum pernah kualami dan terjadi. Aku menyayanginya dan mencintai jika harus kugambarkan perasaanku detik ini. Dia membuatku resah dan gundah gulana beberapa minggu ini.
Tapi cara mencintaiku masih seperti ini, mencintai yang aneh, cara mencintai yang tak kutemukan tanda bahasa untuk mendeskripsi, bagai... menggunakan seluruh relunghati untuk menyukai dan menjadikan satu-satunya kebutuhan tunggal hati. Dan itu membuatku tersakiti dan mengulangi perspektif dan metodologi mencintai seperti yang telah kualami.
Aku masih terkekang dengan cara ini, cara mencintai yang tidak kumengerti, cara yang membuatku terkulai resah dan cemas lalu memicu penderitaan dramatisasi, bagai menyukai candu yang tidak ada pengganti selainnya. menjadikanku menggigil dan merasayan sayatan jiwa hati. Terbaring diatas karpet merah pembaringan di rumah kosong yang kudiami.
Aku hanya ingin mencintai dengan normal namun berkualitas, mencintai seperti bagaimana para pecinta lain mencintai, memanage hati seperti para penikmat cinta lain memanage hati, lalu mereguk kenikmatan sensasinya dengan baik dan hati-hati.
Ahfa Rahman
08-04-2011