Malam ini dingin dan nyaman walau exhaust dan kipas angin telah kumatikan.., aku demam dan perasaanku menggigil, arah pikiranku masih tertuju pada pemandangan sore di sebuah aula, dimana kau menjadi sudat pandang utama dan objek pandang serta lirikan mataku. Sosok objek itu masih bertapa dalam lorong benakku, tak beranjak sedikitpun bahkan justru menghegemoni dan menebarkan asupan candu cinta, asupan candu yang menggetarkan berulang ulang perasaanku lalu menyuntikkan virus demam pada hatiku, hatiku demam dan menggigil malam ini. Obat demam fisik tak kan pernah bisa mengobatinya...
Kata “sukaku” kepada dikau sudah bergeser ke kata “cinta”. Aku mencintaimu gadis mungil, rasa perasaanku bermakna itu, bersimbol itu, dan berujar itu. Setelah jenjang lama ku lewati tanpa kedekatan masa lampau, ternyata hati ini semakin mekar dan bukan layu. Semakin merekah dalam kesepiannya, semakin meranum tanpa menatapnya, hanya sekali-kali melirik ketika dia muncul dalam sebuah workshop.
Aku menggigil dan galau, mendekapmu adalah ekspektasi semu utama. Hanya itu dan hanya itu yang kubayangkan. Betapa aku melihat keindahan itu dalam benakku, keindahan surga yang berhasil kuintip melalui nalarku. “sebuah pelukan dan rengkuhan, lalu mengalirkan dan menuntaskan.”
Entah kata apa lagi untuk deskripsikan perasaanku selanjutnya, malam ini aku berasa katarsis, melampiaskan gelora dan gejolak melalui tulisan dan diksi, mencoba puas dengan itu, entah memuaskan atau semakin membakar......
Maha indah dikau dengan segala keanggunannya.....
Ahfa Rahman
10-01-2012
Kata “sukaku” kepada dikau sudah bergeser ke kata “cinta”. Aku mencintaimu gadis mungil, rasa perasaanku bermakna itu, bersimbol itu, dan berujar itu. Setelah jenjang lama ku lewati tanpa kedekatan masa lampau, ternyata hati ini semakin mekar dan bukan layu. Semakin merekah dalam kesepiannya, semakin meranum tanpa menatapnya, hanya sekali-kali melirik ketika dia muncul dalam sebuah workshop.
Aku menggigil dan galau, mendekapmu adalah ekspektasi semu utama. Hanya itu dan hanya itu yang kubayangkan. Betapa aku melihat keindahan itu dalam benakku, keindahan surga yang berhasil kuintip melalui nalarku. “sebuah pelukan dan rengkuhan, lalu mengalirkan dan menuntaskan.”
Entah kata apa lagi untuk deskripsikan perasaanku selanjutnya, malam ini aku berasa katarsis, melampiaskan gelora dan gejolak melalui tulisan dan diksi, mencoba puas dengan itu, entah memuaskan atau semakin membakar......
Maha indah dikau dengan segala keanggunannya.....
Ahfa Rahman
10-01-2012