Sumber kebahagiaanku adalah dunia ide, dunia luas yang mana aku bisa sebebas-bebasnya mengisi dan mewarnainya. Kelezatan jiwa tidak jarang aku nikmati dari dunia itu, dunia tak terbatas yang memberiku kepuasan batin. Berbeda sekali dengan dunia realitas, dunia terbatas yang hanya membuatku menangis pilu dan tenggelam dalam pilu dan lara hati.
Aku sangat pakar dan lihai membuat dunia baru, aku mampu menciptakan tragedi indah, romantis, dan agung. Aku mampu menciptakan kisah cinta yang teramat elok dan membahagiakan. Cerita yang lebih elok daripada kisah titanic maupun ayat-ayat cinta. Setiap detail cerita cinta dalam anganku memberikan makna dan pesan implisit yang amat indah. Setiap peristiwa yang aku ciptakan mengandung sejuta unsur-unsur keindahan yang membuat penikmatnya terenyuh dan tenggelam dalam buaian angan yang teramat dalam.
Aku mampu membuat latar cerita yang amat eksotis dan agung, perpaduan keindahan alam yang amat natural. Dalam latar itu aku sisipkan nyanyian agama yang amat merdu, dan terkadang latar itu aku warnai dengan warna jingga menggambarkan suasana petang, suasana yang paling aku sukai dan menjadi latar paling indah dalam dunia khayalanku. nuansa latar itu kebanyakan redup, karena redup adalah nuansa paling romantis dan paling tepat menjadi ruang bagi para penikmat cinta. ketokohannyapun aku buat begitu berkarakter dan sempurna. Para tokoh dalam dunia itu amat perfeksionis, sempurna dan sangat minim dari kekurangan. Mereka memainkan peranan seorang muslim kaffah dan seniman cinta yang terampil. Mereka berdua menjadi peneguk dan pencari nikmat berislam ria dan penggali kelezatan ritual cinta yang sudah tidak diragukan kemaha indahannya. Mereka bekerja sama mengolah cinta dengan saling memberi timbal balik sehingga kenikamtan cinta bisa mereka reguk bersama. Alur ceritanyapun aku buat begitu romantis dan menyejukkan setiap jiwa, kami melakukan ritual agama untuk memetik kenikmatan yang seperti Ia janjikan, lalu kami menikmati asesoris dan pernak-pernik agama yang tidak kalah menyejukkan jiwa. Suara adzan diwaktu petang adalah asesoris yang paling kami sukai, sangat lebih indah dan merdu dibandingkan nyanyian termerdu di surga-surga tuhan, begitu indah dan mengharukan, sebuah cerita cinta yang yang merupakan perpaduan keindahan Islam dan seni cinta. Dari semua struktur yang membangun sastra imajinasi itu, muncullah sebuah tema yang mempropaganda dan terkesan kontroversi. Sebuah tema yang akan membawa pikiran kita beraktifitas sejenak menggali-gali makna dari detail-detail kata yang tersusun dalam sebuah kalimat. Sebuah tema yang akan menggugah naluri dan kesediaan mood untuk membuka dan menelaah isi dari sastra imajinasi tersebut.
Inilah salah satu karya terindahku sepanjang hidupku hingga saat ini, sebuah karya yang tidak diciptakan tuhan dalam fakta nyata. Sebuah karya yang terinspirasi dari hasrat untuk berislam ria bersama cinta harapan. Cukup bagiku cita-cita ini tercipta di dunia benak yang semu, karena harapan terciptanya di dunia realitas nyata sepertinya telah lenyap, dan mungkin memang tidak ada selamanya. Mungkin tuhan lupa menuliskannya di lauhul mahfudz, Karena pada tragedi ini terjadi anomali-anomali dan saling kontradiksi. Tidak salah kurasa jika aku bercita-cita.. asal itu semua positif walaupun itu subjektif, karena setiap manusia diberikan kemampuan untuk menilai sesuatu walau terbatas...
Ahfa Rahman
27-03-2009
Aku sangat pakar dan lihai membuat dunia baru, aku mampu menciptakan tragedi indah, romantis, dan agung. Aku mampu menciptakan kisah cinta yang teramat elok dan membahagiakan. Cerita yang lebih elok daripada kisah titanic maupun ayat-ayat cinta. Setiap detail cerita cinta dalam anganku memberikan makna dan pesan implisit yang amat indah. Setiap peristiwa yang aku ciptakan mengandung sejuta unsur-unsur keindahan yang membuat penikmatnya terenyuh dan tenggelam dalam buaian angan yang teramat dalam.
Aku mampu membuat latar cerita yang amat eksotis dan agung, perpaduan keindahan alam yang amat natural. Dalam latar itu aku sisipkan nyanyian agama yang amat merdu, dan terkadang latar itu aku warnai dengan warna jingga menggambarkan suasana petang, suasana yang paling aku sukai dan menjadi latar paling indah dalam dunia khayalanku. nuansa latar itu kebanyakan redup, karena redup adalah nuansa paling romantis dan paling tepat menjadi ruang bagi para penikmat cinta. ketokohannyapun aku buat begitu berkarakter dan sempurna. Para tokoh dalam dunia itu amat perfeksionis, sempurna dan sangat minim dari kekurangan. Mereka memainkan peranan seorang muslim kaffah dan seniman cinta yang terampil. Mereka berdua menjadi peneguk dan pencari nikmat berislam ria dan penggali kelezatan ritual cinta yang sudah tidak diragukan kemaha indahannya. Mereka bekerja sama mengolah cinta dengan saling memberi timbal balik sehingga kenikamtan cinta bisa mereka reguk bersama. Alur ceritanyapun aku buat begitu romantis dan menyejukkan setiap jiwa, kami melakukan ritual agama untuk memetik kenikmatan yang seperti Ia janjikan, lalu kami menikmati asesoris dan pernak-pernik agama yang tidak kalah menyejukkan jiwa. Suara adzan diwaktu petang adalah asesoris yang paling kami sukai, sangat lebih indah dan merdu dibandingkan nyanyian termerdu di surga-surga tuhan, begitu indah dan mengharukan, sebuah cerita cinta yang yang merupakan perpaduan keindahan Islam dan seni cinta. Dari semua struktur yang membangun sastra imajinasi itu, muncullah sebuah tema yang mempropaganda dan terkesan kontroversi. Sebuah tema yang akan membawa pikiran kita beraktifitas sejenak menggali-gali makna dari detail-detail kata yang tersusun dalam sebuah kalimat. Sebuah tema yang akan menggugah naluri dan kesediaan mood untuk membuka dan menelaah isi dari sastra imajinasi tersebut.
Inilah salah satu karya terindahku sepanjang hidupku hingga saat ini, sebuah karya yang tidak diciptakan tuhan dalam fakta nyata. Sebuah karya yang terinspirasi dari hasrat untuk berislam ria bersama cinta harapan. Cukup bagiku cita-cita ini tercipta di dunia benak yang semu, karena harapan terciptanya di dunia realitas nyata sepertinya telah lenyap, dan mungkin memang tidak ada selamanya. Mungkin tuhan lupa menuliskannya di lauhul mahfudz, Karena pada tragedi ini terjadi anomali-anomali dan saling kontradiksi. Tidak salah kurasa jika aku bercita-cita.. asal itu semua positif walaupun itu subjektif, karena setiap manusia diberikan kemampuan untuk menilai sesuatu walau terbatas...
Ahfa Rahman
27-03-2009