Ketika sepi, aku murung menelan ludah jika aku lapar, lapar perempuan tentunya..
Jika sendiri, aku kacau bermuatan galau jika aku haus, haus bersetubuh tentunya..
Kala sunyi, aku mengerang-erang menahan gejolak jika aku letih, letih bersabar tentunya..
Sekarang lidahku kehilangan rasa ketika aku hanya tinggal menyantap saja, ketika semuanya sudah terlentang di meja santapan, dan ketika semua telah tersaji dan pasrah untuk dinikmati.
Semuanya terasa hambar setelah sadar aku penuh cita rasa dan obsesi, dan aku hanya meratap kehilangan indera rasa ketika aroma mulai merebak, serta adonan mulai mengundang...
Dia telanjang meranum di depanku, seharusnya aku merakus secara teori, tapi aku hanya mengunyah tak selera secara naluri.
Kucoba menikmati dengan cita rasa tersisa, kucoba bersusah untuk sebuah “kenyang”, tapi hambar dan tidak termakan rasa, hanya sekedar mengalir tenang....
dan aku sadar...., lebih nikmat santapan biasaku...
Ahfa Rahman
5-6-2011
Jika sendiri, aku kacau bermuatan galau jika aku haus, haus bersetubuh tentunya..
Kala sunyi, aku mengerang-erang menahan gejolak jika aku letih, letih bersabar tentunya..
Sekarang lidahku kehilangan rasa ketika aku hanya tinggal menyantap saja, ketika semuanya sudah terlentang di meja santapan, dan ketika semua telah tersaji dan pasrah untuk dinikmati.
Semuanya terasa hambar setelah sadar aku penuh cita rasa dan obsesi, dan aku hanya meratap kehilangan indera rasa ketika aroma mulai merebak, serta adonan mulai mengundang...
Dia telanjang meranum di depanku, seharusnya aku merakus secara teori, tapi aku hanya mengunyah tak selera secara naluri.
Kucoba menikmati dengan cita rasa tersisa, kucoba bersusah untuk sebuah “kenyang”, tapi hambar dan tidak termakan rasa, hanya sekedar mengalir tenang....
dan aku sadar...., lebih nikmat santapan biasaku...
Ahfa Rahman
5-6-2011