Seperti kisah alice in wonderland, seorang gadis mengikuti seekor kelinci, lalu terjadilah perjalanan dari realitas menuju dunia fiksi…..
Sebelumnya aku hidup biasa diatas realitasku, relitas yang mungkin terkesan hampa, namun tetaplah berada diatas kenyataan dan keaslian. lalu perempuan itu datang menghampiriku, menawarkan sesuatu, seperti seekor kelinci, mengendap-ngendap dan melompat-lompat menuju sebuah pintu, pintu yang membawaku kepada ruang dunia baru, dunia ceria penuh wacana dan realitas baru.
Dia memamparkan dunia baru itu, akupun memahaminya. Lalu dia berwacana luas tentang dirinya dan dunianya, dia mengajarkan dan memperkenalkan nama2 materi serta alasan dan asal muasalnya, memahamkanku akan dunia dan realitas yang akan aku jalani setelah itu.., dan akupun mengangguk…..
Akupun menikmati dan mengikuti aliran arus realitas itu, aku berdinamika dan hidup sesuai pandanganku atas paparannya. Waktu demi waktu ku dayung menuju masa yang lama. Namun pada suatu masa aku bergeleng…., ternyata aku tidak berada dalam realitas baru, aku berada pada dunia yang telah dimanipulasi, dunia penuh ilusi dan kebohongan. Paparannya mengada-ngada dan memaparkan kebohongan menyuguhkan fakta-fakta palsu. Kebenaran realitas telah dia tutupi dan dimanipulasi demi kepentingannya. Sehingga dinamika dan pandanganku tentang dunia itu adalah sesat dan pengkondisian. Lalu aku terjebak pada sebuah resiko.., Aku merasa tidak hidup dalam realitas, tapi dunia palsu, karena kebenaran realitas telah dimanipulasi menjadi dunia yang mengada-ngada, dunia buatan, dunia fiksi…
Dia seperti kelinci, membawaku dari realitas menuju fiksi, dunia yang telah ia palsui, wacana dan keadaan asli yang telah termanipulasi, didalamnya aku berjalan terikat tali-tali dusta, dan terkekang borgol-borgol picik dan intrik. olenya aku terkondisikan. Seperti ganja, yang mengkondisikan pikiran pecandu…
Ahfa Rahman
7 Jan 2013
Sebelumnya aku hidup biasa diatas realitasku, relitas yang mungkin terkesan hampa, namun tetaplah berada diatas kenyataan dan keaslian. lalu perempuan itu datang menghampiriku, menawarkan sesuatu, seperti seekor kelinci, mengendap-ngendap dan melompat-lompat menuju sebuah pintu, pintu yang membawaku kepada ruang dunia baru, dunia ceria penuh wacana dan realitas baru.
Dia memamparkan dunia baru itu, akupun memahaminya. Lalu dia berwacana luas tentang dirinya dan dunianya, dia mengajarkan dan memperkenalkan nama2 materi serta alasan dan asal muasalnya, memahamkanku akan dunia dan realitas yang akan aku jalani setelah itu.., dan akupun mengangguk…..
Akupun menikmati dan mengikuti aliran arus realitas itu, aku berdinamika dan hidup sesuai pandanganku atas paparannya. Waktu demi waktu ku dayung menuju masa yang lama. Namun pada suatu masa aku bergeleng…., ternyata aku tidak berada dalam realitas baru, aku berada pada dunia yang telah dimanipulasi, dunia penuh ilusi dan kebohongan. Paparannya mengada-ngada dan memaparkan kebohongan menyuguhkan fakta-fakta palsu. Kebenaran realitas telah dia tutupi dan dimanipulasi demi kepentingannya. Sehingga dinamika dan pandanganku tentang dunia itu adalah sesat dan pengkondisian. Lalu aku terjebak pada sebuah resiko.., Aku merasa tidak hidup dalam realitas, tapi dunia palsu, karena kebenaran realitas telah dimanipulasi menjadi dunia yang mengada-ngada, dunia buatan, dunia fiksi…
Dia seperti kelinci, membawaku dari realitas menuju fiksi, dunia yang telah ia palsui, wacana dan keadaan asli yang telah termanipulasi, didalamnya aku berjalan terikat tali-tali dusta, dan terkekang borgol-borgol picik dan intrik. olenya aku terkondisikan. Seperti ganja, yang mengkondisikan pikiran pecandu…
Ahfa Rahman
7 Jan 2013