“CRAZY LITTLE THING CALLED LOVE”
Cinta pada waktu yang selalu salah
Cinta datang dari dua arah, dan tak selalu bersua dipusat muara, gelombang air akan membawanya bersua atau terlewat. “Konteks” cinta tak selalu bersahabat kepada dua perasaan tersebut. Keadaan kadang menghalangi atau menunda dua hati yang seharusnya secepatnya dipersatukan. Cinta kadang harus mengalah dengan mental dan kepentingan lain.
Kadang kita lebih mempertimbangkan rasa malu daripada berani untuk menyatakan cinta, kadang pecinta terlalu banyak berpikir dan mempertimbangkan, terbelenggu rasa takut dan cemas, dan yang terburuk adalah perasaan ketidakyakinan, hal semacam itu akan membawa kita semakin menunda-nunda bahkan tidak sama sekali, untuk merengkuh kebahagian cinta yang sangat mungkin bisa terwujud. “Untuk cinta harus memiliki keberanian”
Kadang cinta juga harus dikorbankan untuk sebuah persahabatan, walaupun pada faktanya persahabatan lebih banyak dikorbankan untuk cinta. Dorongan cinta terlalu besar untuk ditahan, bahkan jika ekstrim cinta itu buta, menerjang apa saja apalagi hanya sebuah persahabatan. Mungkin orang terbijaklah yang lebih mempertahankan persahabatan daripada cinta. Pecinta yang mengalah adalah pecinta yang justru memiliki cinta sejati, tidak terkontaminasi oleh egoisitas, Cinta yang halus dan lembut, pecinta yang berbesar hati untuk kebahagiaan orang lain, dan orang yang dicintainya. Merekalah orang-orang yang memahami bahwa cinta tidak harus memiliki.
Cinta kadang tidak bisa ditunda, harus secepatnya direngkuh sebelum ada angin membawanya terbang menjauh. Perempuan kadang tidak berdaya jika datang laki-laki yang mencintainya, walau ia tidak mencintainya. Itulah perempuan, selalu dilema dengan perasaannya. Dia selalu mempertimbangkan sesuatu walau pada dasarnya bertolak belakang. Hati perempuan bagai anai yang gampang beterbangan diterpa angin. Hatinya gampang berubah dan terpengaruh. Pemalu dan sangat jarang berani mengungkapkan cinta lebih dulu. Mungkin karena kecenderungan perempuan bahwa mereka menikmati untuk dicintai. Sebuah falsafah tentang perempuan diciptakan untuk menjadi pelengkap laki-laki. Hati mereka dibuat fleksibel untuk menyukai laki-laki. Perasaan perempuan di buat sangat mudah berubah agar bisa menyukai laki-laki yang datang kepadanya. Fakta menyatakan hal tersebut. Laki-laki lebih berkuasa untuk memilih dan perempuan hatinya lebih fleksibel untuk menerima.
Hal-hal tersebutlah yang kadang membuat cinta bersapa diwaktu yang salah, diwaktu yang segalanya tidak memungkinkan. Keterbatasan Nam membuat ia tidak yakin untuk menyatakan cinta, Chon pada awalnya juga mengagumi Nam, namun Ia menunda-nunda dan hanya memperhatikan usaha Nam, sehingga dia menyesal ketika didahului oleh sahabatnya Chon. Pada akhir kelulusan pernyataan cinta Nam juga terlambat karena seminggu sebelumnya Chon telah menjalin hubungan dengan Pin. Semuanya berada diwaktu yang salah. Banyak orang menyesal mengapa dulu tidak berani menyatakan cinta, karena harapan dan kesempatan sedikit atau banyak pastilah ada. Untuk itu “beranilah menyatakan cinta”.
Ahfa Rahman
07-12-2012
Cinta pada waktu yang selalu salah
Cinta datang dari dua arah, dan tak selalu bersua dipusat muara, gelombang air akan membawanya bersua atau terlewat. “Konteks” cinta tak selalu bersahabat kepada dua perasaan tersebut. Keadaan kadang menghalangi atau menunda dua hati yang seharusnya secepatnya dipersatukan. Cinta kadang harus mengalah dengan mental dan kepentingan lain.
Kadang kita lebih mempertimbangkan rasa malu daripada berani untuk menyatakan cinta, kadang pecinta terlalu banyak berpikir dan mempertimbangkan, terbelenggu rasa takut dan cemas, dan yang terburuk adalah perasaan ketidakyakinan, hal semacam itu akan membawa kita semakin menunda-nunda bahkan tidak sama sekali, untuk merengkuh kebahagian cinta yang sangat mungkin bisa terwujud. “Untuk cinta harus memiliki keberanian”
Kadang cinta juga harus dikorbankan untuk sebuah persahabatan, walaupun pada faktanya persahabatan lebih banyak dikorbankan untuk cinta. Dorongan cinta terlalu besar untuk ditahan, bahkan jika ekstrim cinta itu buta, menerjang apa saja apalagi hanya sebuah persahabatan. Mungkin orang terbijaklah yang lebih mempertahankan persahabatan daripada cinta. Pecinta yang mengalah adalah pecinta yang justru memiliki cinta sejati, tidak terkontaminasi oleh egoisitas, Cinta yang halus dan lembut, pecinta yang berbesar hati untuk kebahagiaan orang lain, dan orang yang dicintainya. Merekalah orang-orang yang memahami bahwa cinta tidak harus memiliki.
Cinta kadang tidak bisa ditunda, harus secepatnya direngkuh sebelum ada angin membawanya terbang menjauh. Perempuan kadang tidak berdaya jika datang laki-laki yang mencintainya, walau ia tidak mencintainya. Itulah perempuan, selalu dilema dengan perasaannya. Dia selalu mempertimbangkan sesuatu walau pada dasarnya bertolak belakang. Hati perempuan bagai anai yang gampang beterbangan diterpa angin. Hatinya gampang berubah dan terpengaruh. Pemalu dan sangat jarang berani mengungkapkan cinta lebih dulu. Mungkin karena kecenderungan perempuan bahwa mereka menikmati untuk dicintai. Sebuah falsafah tentang perempuan diciptakan untuk menjadi pelengkap laki-laki. Hati mereka dibuat fleksibel untuk menyukai laki-laki. Perasaan perempuan di buat sangat mudah berubah agar bisa menyukai laki-laki yang datang kepadanya. Fakta menyatakan hal tersebut. Laki-laki lebih berkuasa untuk memilih dan perempuan hatinya lebih fleksibel untuk menerima.
Hal-hal tersebutlah yang kadang membuat cinta bersapa diwaktu yang salah, diwaktu yang segalanya tidak memungkinkan. Keterbatasan Nam membuat ia tidak yakin untuk menyatakan cinta, Chon pada awalnya juga mengagumi Nam, namun Ia menunda-nunda dan hanya memperhatikan usaha Nam, sehingga dia menyesal ketika didahului oleh sahabatnya Chon. Pada akhir kelulusan pernyataan cinta Nam juga terlambat karena seminggu sebelumnya Chon telah menjalin hubungan dengan Pin. Semuanya berada diwaktu yang salah. Banyak orang menyesal mengapa dulu tidak berani menyatakan cinta, karena harapan dan kesempatan sedikit atau banyak pastilah ada. Untuk itu “beranilah menyatakan cinta”.
Ahfa Rahman
07-12-2012